Balada Seorang Perantau I
"Cit cit cit cit" pagi ini aku terbangun oleh suara burung-burung yang ada di pohon mangga itu.Dengan badan yang masih lemas aku nikmati suara sautan burung-burung itu. Tiba-tiba dibawanya aku pada sebuah lamunan, lamunan dengan suara burung yang sama namun suasana yang berbeda.
Aku berada di pedesaan dengan gubug-gubug yang sederhana. Aku melihat sosok gagah yang bersemangat bersiap untuk pergi ke sawah, dan seorang wanita dengan kulit segarnya yang akan menuju kepasar. Ya benar, itu adalah bapak dan ibuku. Sungguh nyaman suasana yang kurasa disana, ketidak tenangan hadir hanya sebatas gerutuan dari bapak yang melihat anak-anaknya hanya malas-malasan di depan tv. Sungguh itu adalah keributan yang terindukan untukku.
Tak lama keduanya pun pergi, aku dan adikku hanya sibuk ribut karna kelaparan dan acara tv yang itu-itu saja. Akhirnya aku memutuskan untuk tidur lagi dan adikku pergi bermain.